Selasa, 10 Mei 2011

Melahirkan di Rumah Sakit Hermina Pasteur Bandung

Tahun 2006 yang lalu, aku melahirkan anak pertamaku di rumah sakit Hermina Pasteur, Bandung. Waktu itu aku dan suamiku memutuskan untuk memilih kamar kelas III dengan pertimbangan:
1. kamar dilengkapi AC
2. disediakan kamar mandi di dalam kamar dengan fasilitas air panas
3. meskipun 1 kamar diisi 6 buah tempat tidur, tetapi masing-masing tempat tidur disekat gorden tebal, sehingga tiap pasien tetap memiliki privasi
4. tidak disediakan TV, yang menurut kami malah menguntungkan, karena berarti saya bisa benar-benar beristirahat setelah melahirkan, tanpa terganggu acara TV
5. harganya sudah pasti paling murah dibandingkan kelas-kelas di atasnya


Waktu itu bangunannyamasih cukup baru, karena masih berumur 2 tahun. Jadi, penampilannya pun masih menyenangkan. Pelayanannya cukup bagus, dan perawatnya cukup ramah. Jam besuk diberlakukan cukup ketat, meskipun terhadap keluarga pasien sendiri. Tujuannya ya, agar ibu yang habis melahirkan bisa beristirahat dengan baik.

Begitu anakku lahir, suamiku langsung mengurus akte kelahiran. Jadi, kami sudah mengantongi akte kelahiran anak kami selagi aku masih dalam masa perawatan.


Sayangnya, waktu itu rumah sakit Hermina Pasteur belum menerapkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Jadi, anakku sempat dikasih susu formula dari pihak rumah sakit. Untungnya, dokter kandungan dan dokter anak sangat mendukung pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Bahkan perawatnya mengajariku cara massage payudara agar ASI-ku cepat lancar dan memberi semangat agar aku tak mudah putus asa. Jadi, meskipun sempat stress karena awalnya ASI-ku cuma keluar sedikit, akhirnya aku berhasil juga, tak langsung menyerah pada susu formula.

Sebelum pulang, para ibu diberi training singkat mengenai cara menangani bayi dengan baik, meliputi cara memandikan, berjemur di bawah sinar matahari pagi, merawat tali pusar yang belum puput, menangani pakaian bayi, menghadapi bayi yang demam, dan sebagainya. Training ini sangat berguna buatku yang memang ingin mengurus anakku sendiri.


Sebagai suvenir, para ibu mendapat sebuah travel bag kecil, dompet peralatan mandi, gelas kumur plastik, dan termometer. Kami juga dipersilakan mengisi angket seputar pelayanan rumah sakit.

Insya Allah, beberapa bulan lagi aku melahirkan anak keduaku. Hm... enaknya melahirkan di mana ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar